Liputan : Eli
Beritaplano, Parigi Moutong – Wakil Bupati Parigi Moutong H.Badrun Nggai menegaskan, untuk mencegah stunting penting menggunakan pendekatan multi sektor serta komitmen intervensi program spesifik dan sensitif.

Hal itu diungkapkannya saat membuka pameran penilaian kinerja aksi penurunan stunting, di ruang pertemuan Bappelitbangda, Rabu (7/10/2020). Diketahui kegiatan penilaian kinerja aksi penurunan stunting Parigi Moutong diselenggarakan 7 – 8 Oktober 2020.
Menurut data profil kesehatan Provinsi Sulteng, menunjukkan penurunan prevalensi stunting di Parigi Moutong sebesar 8,6 persen selama periode satu tahun, yaitu dari 30,1 persen pada tahun 2018, menjadi 21,1 persen di tahun 2019.
Sedangkan untuk balita berstatus wasting terjadi penurunan 1,6 persen dari 12,4 persen tahun 2018 menjadi 10,8 persen tahun 2019 dan masalah gizi underweight juga terjadi penurunan 4,3 persen dari 17,4 persen tahun 2018, menjadi 13,1 persen tahun 2019.
“Program percepatan penanganan stunting senantiasa diarahkan untuk mewujudkan agenda prioritas Pemerintah Daerah (Pemda) Kabupaten Parigi Moutong yaitu agenda prioritas ke dua Parimo sehat,” ujar Wabup.

Badrun Nggai mengatakan, dalam Strategi nasional (Stranas) penurunan stunting ditegaskan untuk memastikan tercapainya target prevalensi yaitu penurunan angka sebanyak 40 persen dari prevalensi 2013 sebanyak 22 persen pada tahun 2025.
Sebagai upaya dan mendukung program percepatan penanganan stunting nasional, Pemda Parigi Moutong telah melakukan sinkronisasi dan koordinasi program kegiatan pada perangkat daerah sejak tahun 2019.
“Kita bisa cegah stunting dengan pendekatan multi sektoral serta komitmen bersama melakukan intervensi spesifik dan sensitif,” tandasnya.
Wabup berharap penanganan stunting hendaknya menjadi komitmen bersama yang diwujudkan dalam program kegiatan dan partisipasi aktif seluruh warga, pemerintah, media massa maupun seluruh dunia usaha.
Sementara itu, ketua panitia pelaksana kegiatan pameran stunting Parigi Moutong Zulfinasran, SSTP diwakili Kabid Sosbud Bappelitbangda Parigi Moutong Sahid Badja mengatakan, maksud dari penyelenggaraan kegiatan ini adalah upaya melakukan perbaikan konvergensi intervensi spesifik maupun sensitif.
“Perbaikan gizi ini melalui delapan aksi konvergensi atau integrasi. Pelaksanaan aksi rumah tangga 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) yang dapat mengakses intervensi gizi secara lengkap (konvergen),” jelasnya.
Ia mengatakan, tujuan penilaian kinerja aksi penurunan stunting Parigi Moutong untuk memberikan informasi mengenai aspek kinerja apa saja yang sudah baik atau yang masih perlu ditingkatkan.
Perbandingan kinerja kabupaten atau kota dalam wilayah provinsi dan pembelajaran antar kabupaten atau kota dalam wilayah provinsi (peer learning) untuk meningkatkan kualitas dan hasil pelaksanaan delapan aksi konvergensi atau integrasi.
Diketahui, Parigi Moutong ditetapkan sebagai salah satu lokus oleh Kementrian Perencanaan Pembangunan Nasional dari 160 kabupaten di Indonesia.