Reporter : Eli

PLANO, Parigi Moutong – Pemerintah Desa Uevolo Kecamatan Siniu mulai mengembangkan potensi wisata alam yang ada di desa, salah satunya tebing alam Likunggavali.
Hal itu diungkapkan Kepala Desa Uevolo Ihwan Taha kepada Beritaplano.com saat ditemui diruang kerjanya, sabtu kemarin.
Dia mengatakan, untuk menuju desa wisata pihaknya secara bertahap telah melengkapi beberapa sarana penunjang untuk pengunjung tebing alam Likunggavali. Seperti kata dia, alat panjat tebing dan sarana itu bisa disewakan pada pengunjung.
“Alat panjat lengkap kami adakan memakai dana desa, jadi kami memang sudah mulai desa wisata. Apalagi disini ada kelompok pencinta alam yang aktif, mereka yang sering menerima penungunjung tebing Likunggavali menjadi tempat latihan para atlet,” jelasnya.

Dikatakannya, Desa Uevolo memiliki sepaket lengkap wisata alam, selain tebing Likunggavali yang dilengkapi sungai jernih dan air terjun ada juga pantai nalera dan jalur tracking gunung dimana kita bisa berjumpa hewan endemik seperti Tarsius.
Selain itu, Desa Uevolo memiliki pantai nalera cocok untuk menikmati pemandangan pantai yang indah karena bersih dan ditumbuhi pepohonan rindang. Pantai nalera dan sekitarnya dikenal memiliki terumbu karang eksotis sehingga dijuluki salah satu surga para penyelam.
“Ada welshark yang katanya ikan endemik, kadang muncul diwaktu air laut tenang, warga biasanya melihat ikan itu datang berombongan, bermain dipinggir pantai. Itu juga bisa jadi daya tarik pengunjung. kami senang jika diketahui banyak orang,” jelasnya.
Sementara itu, Wawan salah satu pegiat panjat tebing Parigi Moutong menambahkan, tebing alam Likunggavali merupakan salah satu lokasi panjat tebing terbaik yang dimiliki Sulawesi Tengah. Hal itu dibuktikan dengan pernah dilaksanakanya kejuaraan panjat tebing nasional maupun internasional, diantaranya kejuaraan tingkat Asia pada tahun 2009.
Menurutnya, tebing Likunggavali memiliki ketinggian sekitar 100 meter yang berdiri kokoh di tepi sungai dengan dinding panjat sekitar 30 meter lebih. Topografi tebing ini memiliki kemiringan beragam dengan masing-masing tingkat kesulitan. Tidak mengherankan, Likunggavali menjadi tempat favorit pegiat panjat tebing dalam dan luar negeri untuk menguji adrenalin.
Kata dia, tebing bebatuan yang memiliki tingkat ragam kesulitan disetiap jalurnya ini, selalu dipilih untuk menjadi tempat latihan para atlet sebelum tampil di kejuaraan panjat tebing. Bahkan tidak sedikit atlet yang terlatih nyalinya setelah mencoba sensasi ‘manjat’ di tebing Likunggavali.
Diketahui untuk menuju tebing Likunggavali di Desa Uevolo hanya ditempuh sekitar 25 menit menggunakan kenderaan dari ibu kota kabupaten Parigi Moutong. Sedangkan dari kota Palu ibu Kota Provinsi Sulawesi Tengah hanya sekitar 2 jam saja, setiba di Desa Toboli pengunjung akan menuju arah utara. Jarak dari jalan Trans Sulawesi Desa Uevolo ke tebing Likunggavali berkisar 400 meter menuju ke arah barat. Disekitar area tebing batu, ada fasilitas parkir dan lokasi yang bisa digunakan untuk perkemahan.