Menu

Mode Gelap

Ekobis · 29 Jan 2020

Tingkatkan Nilai Ekspor Indonesia, Mentan Lirik Prospek Bisnis Walet


 Tingkatkan Nilai Ekspor Indonesia, Mentan Lirik Prospek Bisnis Walet Perbesar

Reporter : Eli

banner DiDisdik

PLANO, Parigi Moutong- Meningkatkan nilai ekspor adalah program utama Kementrian Pertanian (Kementan) saat ini. Menteri Pertanian menamakan program tersebut  ‘geratis’ atau gerakan peningkatan tiga kali ekspor. Itulah sebabnya bisnis walet menjadi salah satu prioritas karena dianggap paling cepat meningkatkan nilai ekspor walaupun volumenya kecil.

Demikian disampaikan Muh.Idrus selaku konsultan tim ekonomi Mentri Pertanian (Mentan), saat memberikan sambutannya dalam pertemuan antara Tim investor Fhisindo Kusuma Sejahtera (FKS) yang diwakili Eka Sapanca selaku direktur dan pemerintah daerah Parigi Moutong yang dihadiri Wakil Bupati Badrun Nggai dihadapan puluhan petani walet di rumah jabatan Wabup, Rabu (29/01/2020).

“Sekarang kita (Indonesia) baru mengekspor kurang lebih 1.500 ton nilainya sekitar 4,4 Triliun per tahun, kenapa ini menjadi parameter untuk dikembangkan karena kecil volumenya mudah dikembangkan nilainya tinggi,” jelas Idrus.

Kemudian kata dia, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo ingin menggenjot pasar terbuka untuk bisnis walet bagi Negara Cina dan Non Cina. Agar peluang ekspor lebih besar nilainya.

banner Dinas Kesehatan

“Pasar terbuka untuk non Cina dan Cina dan FKS ditugasi untuk membuka pasar baru supaya peluang ekspor lebih besar nilainya, disitu letak dasar berpijaknya kenapa walet kita sangat terdukung,” ungkapnya.

Lanjut dia, ekspor walet Indonesia yang langsung ke Cina hanya berkisar 70 Ton sementara 1.400 Ton masih melewati Negara Malaysia, Singapura, Vietnam dan Hong Kong. Sehingga yang nikmati devisannya adalah negara-negara yang dilewati tersebut.

“Kita kecil ya harga di Cina kan besar (mahal), sedangkan semua yang mengambil dari Parigi Moutong larinya ke Bali, Batam, atau Singapura dan Malaysia lewat Kalimantan kira kira seperti itu jalur perdagangannya,” bebernya.

Itulah sebabnya kata dia, FKS diminta membuka pasar baru agar petani walet termasuk di Parigi Moutong bisa mendapatkan keuntungan yang lebih dari sebelumnya. Walet yang masuk ke Cina harus punya kerjasama jadi pengekspor, harus punya sumber bahan baku yang diberi tanda dengan barcode jika dijual.

“Nanti yang diekspor muncul barcode ini dari Parigi, missal dari rumahnya Pak Hartono itu gunanya barcode,” kata dia.

Dikesempatan yang sama, ditanya terkait kapan mulai dilakukan pembinaan untuk petani walet di Parigi Moutong. Direktur FKS Eka Sapanca menjawab, akan dimulai sesegera mungkin, setelah konsepnya selesai dibahas bersama tim di Jakarta dan Pemda Parigi Moutong.

“Kita lagi konsepkan dengan pak Wakil Bupati, kawan-kawan di Jakarta, nanti kita akan berikan program yang kita akan sharing, yang kita akan promosikan ya semoga itu juga bisa membantu banyak untuk kawan-kawan (petani walet) yang ada di Parigi Moutong,” ujar Eka.

Diketahui untuk mensukseskan bisnis sarang burung walet tersebut, di Parigi Moutong telah dibentuk asosiasi sarang burung walet khatulistiwa yang diketua umumnya adalah  H.Ardi Kadir, ketua Aten Ismail dan Sekertaris Riswan.

Informasi yang dihimpun, Asosiasi tersebut adalah wadah yang memfasilitasi kepentingan petani walet dengan investor juga diamanatkan untuk membentuk koperasi sebagai penguatan ekonomi bagi petani walet Parigi Moutong.

Facebook Comments Box
Artikel ini telah dibaca 31 kali

Baca Lainnya

Jaga Kelancaran Distribusi BBM Selama Libur Idul Adha, PIS Siapkan 300 Kapal

28 Juni 2023 - 19:44

Institut Teknologi PLN Siap Cetak Ahli Transisi Energi

27 Juni 2023 - 20:14

Peran Penting Industri Daur Ulang Terhadap Sampah Plastik Low Value

26 Juni 2023 - 18:45

Literasi Tinggi Akan Hasilkan Inovasi & Produk Kompetitif Di Pasar Global

24 Juni 2023 - 19:34

Uji Coba Lancar, Kereta Cepat Jakarta Bandung Tembus 300 KM/Jam

16 Juni 2023 - 20:52

Nutrifood, Garudafood Dan Indofood Kompak Sediakan Dropbox Sampah Kemasan

9 Juni 2023 - 21:28

Trending di Ekobis