Liputan : Eli
PLANO, Parigi Moutong – Perbaikan jembatan kembar di jalur II Desa Bambalemo Kecamatan Parigi, yang rusak akibat bencana alam September 2018 silam, dipastikan akan bergeser tahun depan.

Demikian diungkapkan Kepala Bidang Bina Marga Dinas Pekerjaan Umum Penataan Ruang dan Pertanahan (PUPRP) Parigi Moutong, Wayan Mudana, baru baru ini.
“Untuk pengadaan gelagarnya saja, itu tidak cukup. Sehingga kami tidak paksakan,” ujarnya.
Sementara kata dia, untuk pembangunan jembatan di Desa Olobaru dan Lemusa, tetap dikerjakan.
“Saya sudah menyurat ke ULP untuk proses lelangnya. Sedangkan itu tidak sampai di fisik, cukup pengadaannya saja. Untuk fisik tahun depan,” bebernya.

Dia menjelaskan, untuk jembatan Desa Bambalemo setelah dilakukan perhitungan kembali sampai dengan fisik, dibutuhkan anggaran sekitar Rp 6,5 milyar. Sedangkan anggaran yang ada tahun ini hanya Rp 4,5 milyar saja.
“Untuk pengadaan gelagar saja dibutuhkan Rp5 milyar. Belum fisik dan lainnya,” ungkapnya.
Itulah sebabnya kata dia, pihaknya tidak dapat memaksakan jembatan itu dikerjakan tahun ini. Anggaran yang diporsikan sebelumnya, dialihkan untuk pekerjaan lain.
Dia menambahkan, selain kekurangan anggaran, kondisi Pandemi Covid-19 di Indonesia juga menjadi salah satu penyebab digesernya perbaikan jembatan tersebut ke tahun depan. Pasalnya, biaya untuk ekspedisi pengiriman terlampau mahal.
Menurutnya, setelah dihitung kembali, untuk anggaran ekspedisi mencapai sekitar Rp300 juta.
“Kemarin saya sempat survei melalui telepon untuk produsen baja khusus jembatan di Bogor, mereka mengatakan untuk pengiriman barang dua kali lipat dari harga sebelum akibat Covid-19 ini,” terangnya.