Liputan : Eli

Parigi Moutong – Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Parigi Moutong (Parimo) memonitoring TPS tersulit di Dusun Hansibong, Desa Pebounang, Kecamatan Palasa, dengan berjalan kaki, dua hari dua malam. Mereka harus mendaki lima puncak gunung untuk memastikan kemerdekaan berdemokrasi berlangsung sebagaimana mestinya.
Tidak ada akses transportasi, sehingga tim hanya bisa berjalan kaki. TPS tersebut, hingga saat ini, tak pernah dijangkau aparat keamanan, hanya mengandalkan kekuatan Linmas, sebagai pengamanan TPS.
“Alhamdulillah, untuk yang pertama kalinya pula, Komisioner KPU Parigi Moutong, memonitoring langsung TPS tersulit, dan memang sangat sulit. Betapa tidak, jalur yang dilalui, mulai dari mendaki, merambah jalur akar kayu, melipir di lereng gunung, dan menuntaskan Puncak Punsu Toga, Punsu Bilawu’u, Punsu Pongenatan, Punsu Lolab dan Punsu Hansiobong,” ujar Ketua Divisi Hukum dan Pengawasan, KPU Parimo, Mohammad Misbahuddin.
Lanjut Misbach,perjalanan yang dilaluinya juga mengharuskan rombongan tidur di hutan dengan peralatan seadanya karena harus menjaga kondisi tubuh untuk melanjutkan keesokan harinya.

“Meski harus berjalan malam, kita harus memastikan tiba di Pos III, dan bisa bermalam disitu, karena dua pertimbangan, faktor ketersediaan air bersih dan jarak ke Hansibong, yang juga agak dekat,” urai Misbach.
Sementara itu, Ketua KPPS TPS 6 Hansibong, Ma’ruf mengatakan jumlah pemilih di TPS tersulit itu, yang menggunakan hak pilihnya, kurang lebih 133 orang, dari sekitar 200 DPT.
“Kami begitu bersemangat, meskipun keletihan dalam perjalanan, karena kami tahu kalau antusias masyarakat Dusun Hansibong, sangat tinggi,” ujar Ma’ruf.