Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS kembali mengalami perubahan terbarunya yang disebabkan oleh sejumlah faktor.

Pada awal sesi I perdagangan Senin, 8 Februari 2021 pagi WIB IHSG naik 41,82 poin atau 0,68 persen ke level 6.193,55.
Sementara itu, kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 naik 10,66 poin atau 1,12 persen ke level 964,24.
“Pergerakan IHSG hari ini berpotensi menguat di tengah optimisme bursa global tentang stimulus,” kata Kepala Riset Reliance Sekuritas Lanjar Nafi seperti dikutip oleh berita plano dari ANTARA.
“Tak hanya itu, pendorong penguatan IHSG hari ini juga datang dari penguatan harga komoditas seperti batubara, minyak, nikel, maupun CPO,” ujarnya.

Bursasaham Amerika Serikat (AS) memperpanjang kenaikan mingguan setelah data pekerjaan AS yang lebih lemah dari perkiraan diprediksi akan menjadi faktor pendukung untuk paket bantuan Covid-19 senilai 1,9 triliun dolar AS dari Presiden Joe Biden.
Sejalan dengan IHSG, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS juga turut mengalami penguatan.
Pada sesi yang sama, rupiah menguat 35 poin atau 0,25 persen ke level Rp13.995 per dolar AS dari posisi penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.030 per dolar AS.
“Rupiah berpeluang menguat terhadap dolar AS hari ini karena data ketenagakerjaan AS, non-farm payrolls, bulan Januari dirilis di bawah ekspetasi pasat telah mendorong pelemahan dolar AS,” kata Kepala Riset dan Edukasi Monex Investindo Futures Ariston Tjendra.
Menurutnya, data tenaga kerja yang pesimis tersebut menurunkan ekspetasi pemulihan ekonomi yang lebih cepat di AS.
Selain itu, dirinya melanjutkan hasil data tersebut meningkatkan peluang rilisnya paket stimulus AS sebesar 1,9 triliun dolar AS yang dibutuhkan untuk pemulihan ekonomi negeri paman sam itu.
“Ekspetasi ini bisa meningkatkan minat pasar terhadap aset berisiko hari ini,” tuturnya.